Postur tubuhnya sudah membesar, indikasi hidup yang makmur, katanya. Dia teman saat SMP, sudah 20 tahunan kita tak berjumpa, hingga kemarin saat cuaca Jakarta sudah mulai terik, kita ketemu di sebuah kedai kopi di pojok sebuah gedung kantor di jakarta.
Perjalanan hidupnya menarik. Dia datang ke Jakarta, seperti juga saya, menjadi mahasiswa miskin yang menuntut ilmu dengan impian hidup yang hebat. Dia kais mimpi-mimpinya dari mulai berdagang kertas untuk para tukang foto kopi, hingga kini memiliki perusahaan distributor pelumas (oli). Tentu, bukan perjalanan yang mudah dan ringan.

Dia kemarin bercerita, salah satu linis bisnisnya di Sulawesi : pertambangan FerroNikel baru saja meng - PHK 200-an karyawan. Undang-Undang Minerba yang baru terbit bulan lalu sudah tak membolehkan perusahaannya mengekspor bahan tambang dalam bentuk mentah. Peraturan ini tak cuma memukul perusahaanya, tapi juga ekonomi daerah tempat perusahaannya berada. Pasar tradisional sepi kehilangan pembeli, dan kota itu seperti kehilangan gairahnya.
Dia teruskan ceritanya. PHK massal itu tak pelak selain memukul perusahaannya (karena harus memberikan pesangon), juga memukul karyawan yang terkena PHK. Mereka ada yang memilih tinggal di kota itu, menunggu. Tapi, sebagian besar pulang kembali ke kampung mereka di Jawa : belum tahu mau melakukan apa. Pertarungan hidup yang berat.
Cerita ini belum selesai, saya teruskan nanti. Mau ada meeting dulu ...
Perjalanan hidupnya menarik. Dia datang ke Jakarta, seperti juga saya, menjadi mahasiswa miskin yang menuntut ilmu dengan impian hidup yang hebat. Dia kais mimpi-mimpinya dari mulai berdagang kertas untuk para tukang foto kopi, hingga kini memiliki perusahaan distributor pelumas (oli). Tentu, bukan perjalanan yang mudah dan ringan.

Dia kemarin bercerita, salah satu linis bisnisnya di Sulawesi : pertambangan FerroNikel baru saja meng - PHK 200-an karyawan. Undang-Undang Minerba yang baru terbit bulan lalu sudah tak membolehkan perusahaannya mengekspor bahan tambang dalam bentuk mentah. Peraturan ini tak cuma memukul perusahaanya, tapi juga ekonomi daerah tempat perusahaannya berada. Pasar tradisional sepi kehilangan pembeli, dan kota itu seperti kehilangan gairahnya.
Dia teruskan ceritanya. PHK massal itu tak pelak selain memukul perusahaannya (karena harus memberikan pesangon), juga memukul karyawan yang terkena PHK. Mereka ada yang memilih tinggal di kota itu, menunggu. Tapi, sebagian besar pulang kembali ke kampung mereka di Jawa : belum tahu mau melakukan apa. Pertarungan hidup yang berat.
Cerita ini belum selesai, saya teruskan nanti. Mau ada meeting dulu ...
Comments
Post a Comment