Sesi Client Gathering untuk sebuah Bank minggu lalu, materi yang saya bawakan : Mempersiapkan Dana Pensiun untuk Masa Keemasan.
Di akhir sesi ada seorang peserta bertanya ",Pak, buat apa susah payah mengumpulkan duit buat pensiun. Toh nanti kebutuhan hidup kita juga nggak banyak".
Lalu saya ceritakan kisah nyata ini pada nasabah tersebut.
Suatu hari datang ke distributor gas elpiji seorang lelaki tua yang membawa satu tabung gas elpiji gas 12 kilogram.
Pada pemilik toko gas, dia menyampaikan keluhannya. "Jaman sekarang berbeda, makin banyak koruptor. Bahkan isi gas elpiji dalam tabung saja dikurangi".
Si pemilik toko dengan rada tersinggung, bertanya balik", Maksudnya apa nih pak".
"Iya, jaman dulu saya punya gas 12 kilo ini bisa dipakai selama 30-45 hari. Sekarang baru 20 hari sudah habis", Jelas si Kakek.
Pemilik toko langsung ngeh. "Bapak pensiunan ya? Tiap pagi dan sore mandi pakai air panas? Makan harus yang hangat supaya nggak masuk angin? Itu yang bikin gas bapak cepat habis, bukan dikorupsi. Kenapa gas Bapak dulu awet, karena Bapak tak perlu mandi air panas, makan siang (bahkan malam) di luar rumah".
Nah kisah nyata itu menyampaikan pesan pada kita, bahwa betul saat kita pensiun beberapa pos pengeluaran hilang, tapi akan muncul pos pengeluaran baru.
Jelas, pos pengeluaran makan siang di kantor, transportasi dan penampilan hilang. Tapi muncul pos pencegahan rematik, stok obat anti kolesterol dan hobby.
Saat pandemi yang memaksa kita Work From Home saat ini adalah sebenarnya simulasi pensiun kita.
Bayangkan kalau nggak "pegang duit" selama tinggal di rumah, betapa bosannya. Karena "pegang duit" istri saya dan teman-temannya bisa menjalani hobby-nya membuat taman di rumahnya. Saya sendiri memilih membangun instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya di rumah, supaya bisa menghemat tagihan listrik. Semua hobby itu perlu biaya.
Dan pelajaran tambahannya adalah : pensiun tak selalu harus tua. Karena, pensiun adalah situasi saat pendapatan berhenti namun pengeluaran jalan terus (dan mungkin makin besar).
Seperti yang dialami banyak orang (muda) hari-hari ini.
Di akhir sesi ada seorang peserta bertanya ",Pak, buat apa susah payah mengumpulkan duit buat pensiun. Toh nanti kebutuhan hidup kita juga nggak banyak".
Lalu saya ceritakan kisah nyata ini pada nasabah tersebut.
Suatu hari datang ke distributor gas elpiji seorang lelaki tua yang membawa satu tabung gas elpiji gas 12 kilogram.
Pada pemilik toko gas, dia menyampaikan keluhannya. "Jaman sekarang berbeda, makin banyak koruptor. Bahkan isi gas elpiji dalam tabung saja dikurangi".
Si pemilik toko dengan rada tersinggung, bertanya balik", Maksudnya apa nih pak".
"Iya, jaman dulu saya punya gas 12 kilo ini bisa dipakai selama 30-45 hari. Sekarang baru 20 hari sudah habis", Jelas si Kakek.
Pemilik toko langsung ngeh. "Bapak pensiunan ya? Tiap pagi dan sore mandi pakai air panas? Makan harus yang hangat supaya nggak masuk angin? Itu yang bikin gas bapak cepat habis, bukan dikorupsi. Kenapa gas Bapak dulu awet, karena Bapak tak perlu mandi air panas, makan siang (bahkan malam) di luar rumah".
Nah kisah nyata itu menyampaikan pesan pada kita, bahwa betul saat kita pensiun beberapa pos pengeluaran hilang, tapi akan muncul pos pengeluaran baru.
Jelas, pos pengeluaran makan siang di kantor, transportasi dan penampilan hilang. Tapi muncul pos pencegahan rematik, stok obat anti kolesterol dan hobby.
Saat pandemi yang memaksa kita Work From Home saat ini adalah sebenarnya simulasi pensiun kita.
Bayangkan kalau nggak "pegang duit" selama tinggal di rumah, betapa bosannya. Karena "pegang duit" istri saya dan teman-temannya bisa menjalani hobby-nya membuat taman di rumahnya. Saya sendiri memilih membangun instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya di rumah, supaya bisa menghemat tagihan listrik. Semua hobby itu perlu biaya.
Dan pelajaran tambahannya adalah : pensiun tak selalu harus tua. Karena, pensiun adalah situasi saat pendapatan berhenti namun pengeluaran jalan terus (dan mungkin makin besar).
Seperti yang dialami banyak orang (muda) hari-hari ini.
Inspiratif pak.
ReplyDelete