Skip to main content

MENGAPA REINO MENIKAHI SYAHRINI?

Jawabannya,
ya pasti karena memang jodohnya. Saya bukan geng Luna maupun geng Princess, saya Perencana Waris yang netral. Maka kita lihat perkawinan lain yang mirip seperti ini dari sisi yang berbeda.
Walau tak sedikit orang kaya menikahi orang biasa, tapi Mengapa orang kaya memiliki kecenderungan menikah dengan orang kaya juga?
Dalam Manajemen Risiko dikenal tindakan bernama "Risk Avoidance". Ini adalah semua tindakan yang perlu dilakukan untuk menghindari Risiko menimpa pribadi atau organisasinya.
Dalam UU Perkawinan kita (UU no 1 tahun 1974 pasal 35) dan KUH Perdata pasal 119, dikenal ada dua macam Harta dalam Perkawinan, yaitu Harta Bawaan dan Harta Bersama (dalam perkembangannya nanti ada pula Harta Perolehan).
Harta Bawaan adalah harta yang dibawa sebelum terjadi pernikahan, tanggung jawab pengelolaannya menjadi hak si pemilik...pasangan tak bisa mengotak-atik. Harta Bersama, adalah harta yang diusahakan oleh salah satu atau bersama-sama ketika sudah terjadi pernikahan, dikelolanya secara kolektif bersama-sama.
Harta Bawaan tidak dibagi lagi saat Pembagian Waris, yang dibagi adalah Harta Bersama.
Jadi kalau ada istri bilang ",Ah, untung semua asset sudah atas namaku. Aman". Itu rada keliru.
Rumah, mobil walau sudah atas nama istri tetap namanya Harta Bersama yang ketika suaminya "Pulang ke Balik Papan" harus tetap dibagi menurut Hukum Waris. Bagian istri, menurut Hukum Waris Islam, bila dia memiliki anak tetap 1/8 dari semua harta yang wajib dibagi.
Hubungannya apa dengan Reino dan Syahrini ?
Reino dan Syahrini dua-duanya tajir, kaya. Dua-duanya memiliki harta bawaan, itu tak bisa dipungkiri. Tapi yang paling penting dua-duanya memiliki POTENSI untuk menjadi lebih kaya.
Maklum, setelah bergaul dengan banyak nasabah kaya, saya baru "ngeh" bahwa mereka bisa kaya bukan karena jago cari duit, tapi karena "MINDSET & NETWORK"-nya memang "Mindset &Network" Kaya. Ada nasabah saya yang sudah sempat "jatuh" punya hutang puluhan milyar, dalam waktu tak sampai dua tahun bisnisnya sudah balik lagi, hutangnya lunas semua.
Maka, orang kaya memilih menikah dengan orang kaya adalah bagian dari strategi "Risk Avoidance". Apa yang di-avoid?
Pertama, risiko jatuh miskin. Kalau misal suami bisa cari duit tapi di sisi lain, istrinya nggak bisa mengelola duit. pasti hancur.
Kedua, menghindari risiko berebut warisan. Di Indonesia sudah sejak lama dibolehkan melakukan "Pre-Nuptial Agreement" alias Perjanjian Pra Nikah. Inti dari perjanjian ini ada dua : Meniadakan Harta Bersama dan Meniadakan Hutang Bersama. Ini cara untuk menghindarkan sengketa soal Hak Waris di kemudian hari
Saya tak tahu apakah Reino dan Syahrini melakukan Perjanjian Pra Nikah atau tidak. Tapi, Reino (dan orang tuanya) tentu memilih Syahrini dengan alasan yang sangat kuat. Selain urusan jodoh, ada "hal lain" yang harus dihindari di masa depan.
Yang jelas, Ada "Risk" yang harus di-"avoid".
Jadi, maaf ya ibu-ibu, jangan ge-er ketika mendapati harta yang diperoleh setelah perkawinan memakai atas nama ibu. Bagaimanapun itu namanya Harta Bersama, nanti dibagi menurut Hukum Waris. Ibu tak bisa "memiliki semua" , se-bersejarah apapun itu harta.
Lalu bagaimana caranya agar istri bisa "mendapatkan hak"-nya secara penuh? Nanti kita diskusi. Panjang dan bayar kalau itu, nggak bisa gratis.
Mau kayak Syahrini kok gratisan. Paham kan Son ...

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG