Skip to main content

KISAH PETANI JAGUNG


Ini masih dari pertanyaan peserta Sesi Coaching Clinic “Strategi Perencanan dan Penghitungan Dana Pensiun” di ANTV kemarin. Seorang peserta, anak muda yang duduk di bangku paling belakang mengacungkan tangan, bertanya “,Mengapa harus komplit S(aving), I(nvestment) dan P(rotection)?

Masih pertanyaan yang kurang lebih sama sebenarnya. Intinya mengapa harus komplit SIP. Maka saya ceritakan kisah seorang Petani Jagung.

Pada suatu masa, hidup seorang petani jagung beserta istri dan tiga orang anaknya. Mereka memiliki sepetak ladang yang ditanami tanaman jagung, yang dari hasil panen jagungnya mereka menyandarkan hidup.

Pak Petani bekerja keras untuk itu, dan istrinya membantu di rumah mengelola hasilnya. Pak Petani dengan KEAHLIANnya bekerja mengolah tanah, memupuk, menebar benih hingga panen : hasilnya adalah panen jagung yang bila dijual menghasilkan Rp 10 juta. Maka itulah yang disebut NILAI EKONOMI pak Petani.

Setiap kali habis panen, pak Petani memisahkan jagung dalam TIGA KELOMPOK.

KELOMPOK PERTAMA. Jagung dimasukkannya dalam lumbung yang dibuatnya dengan kayu terbaik dan pintu dengan rangka besi dilengkapi gembok terbaik. Lumbung ini memastikan tak ada tikus atau pencuri yang bisa mengambilnya. Tapi tetap saja ada tikus yang lolos atau bagian jagung berjamur yang mengurangi jumlah stok, ini namanya INFLASI.

Sesekali bila ada kebutuhan, dibukanya lumbung untuk mengambil jagung yang bisa dimakan sendiri, diolah menjadi kue atau sebagian dibarter dengan garam atau ikan asin.

Namun karena hanya diletakkan dalam lumbung, yang diperoleh petani ini hanya AMAN, biji jagung TAK BISA BERKEMBANG menjadi pohon jagung yang menghasilkan. Ini yang disebut dengan SAVING.

KELOMPOK KEDUA. Jagung kelompok ini dipilih, dan disebar di ladang yang sudah digemburkan tanahnya serta diberi pupuk. Maka dari benih ini akan tumbuh pohon jagung, dan dalam beberapa waktu mendatang bisa dipanen dan menghasilkan tambahan jagung. Benih dari biji jagung yang disebar, ada yang tumbuh dengan sangat baik, ada yang layu karena hama. Artinya tidak semua benih yang disebar memberikan hasil yang optimal, ini namanya RISIKO PASAR. Perbuatan pak Petani menebar jagung di ladang (dan merawatnya) ini adalah INVESTMENT.

KELOMPOK KETIGA. Pak petani berkongsi beserta beberapa temannya sekampung membentuk Kelompok Tani. Mereka sadar bahwa bekerja di ladang, kena panas dan hujan, membuat kesehatan mereka tak selalu bisa prima, mereka bisa sakit (bahkan bisa meninggal karena sakitnya itu) dan tak bisa lagi mengolah ladang, penghasilan akan berhenti serta anak-istri akan terlantar. Meninggal dan sakit itu namanya RISIKO HIDUP.

Maka pak Petani dan kelompoknya menyisihkan sebagian kecil jagungnya, dikumpulkan dan akan diberikan pada keluarga petani yang kena musibah sakit atau meninggal itu. Jagung yang diterima keluarga bisa dijual untuk membayar dokter, dibelikan obat atau melanjutkan hidup bila si Petani meninggal dunia. Ini yang dinamakan PROTECTION.

Dalam kehidupan kita : Lumbung adalah Produk Perbankan, Ladang adalah Instrumen Investasi (saham, obligasi, reksadana, logam mulia, property) dan Kongsian Iuran Kelompok Tani adalah Produk Asuransi.

“Maka, jelaskan kan bagaimana tiga elemen itu penting untuk pak Petani Jagung beserta istrinya”, tanya saya.

Petani jagung saja mikirnya jauh ke depan, ini mosok yang intelek, leher tiap hari diikat dasi, ngomongnya soal ideologi negara, Tapi ...

Comments

  1. aku mebbaca artikel ini bagus dan memiliki kreatifitas yang tinggiJual Elementor Pro

    ReplyDelete
  2. Tiket masuk ke wisata Jogja Gunungkidul Gunung Api Purba Nglanggeran ini sangatlah terjangkau yakni Rp15.000 /orang untuk siang hari

    ReplyDelete
  3. Karangasem merupakan salah satu daerah yang berada di Pulau Bali, Jika sedang membutuhkan berbagai alat kesehatan di daerah karangasem kamu bisa membeli dan berbelanja di Distributor Alat Kesehatan Karangasem lho. Dengan alat yang berkualitas dan harga yang terjangkau pastinya.

    ReplyDelete
  4. Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan ruang? Jika kamu belum tahu apa yang dimaksud dengan ruang. Kamu bisa membaca pembahasannya di Slimsblog lho

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG