Skip to main content

TRAKTOR TUA dengan MESIN JET

Seingat saya waktu itu tahun 2010, umur MISTERBLEK masih balita lagi lucu-lucunya, lagi giat-giatnya. Matahari belum menunjukkan kekuatan penuhnya saat salah satu staf outlet -yang kebetulan sedang jaga stand di sebuah event di Lapangan Sempur Bogor - menelpon ",Pak, Itu Fulan (sebut saja begitu, jabatannya Manajer di MISTERBLEK) tadi pergi aja abis ngangkat dus es, sampai sekarang belum balik-balik. Ini pembeli udah mulai banyak. Kita di sini kekurangan tenaga".

Saya bergegas menelpon si Fulan. Dua kali terdengar nada sambung, tapi tak diangkat. Sorenya, saya menerima kabar dari staf yang lain, Fulan mundur (lebih pas-nya kabur) karena merasa terhina. "Manajer kok angkat-angkat dus es".

Fulan baru saya rekrut dua hari sebelum kejadian itu. Resumenya sangat meyakinkan. Lulus tiga tahun sebelumnya dari Institut tempat saya bersekolah, pernah magang di sebuah restoran waralaba, pernah jadi asisten dosen,

Ketika saya minta menyusun sebuah rencana bisnis sederhana untuk pengembangan MISTERBLEK, dia menyusunnya dengan sangat meyakinkan, dan bila bujet pemasaran saya waktu itu "unlimited" maka itu bakalan keren banget. Sayangnya karena keterbatasan bujet, saya bilang "Rencanamu hebat, tapi kurang realistis untuk kondisi MISTERBLEK saat ini".

Singkatnya, dia meyakinkan saya, dia akan menjadi karyawan TERBAIK yang saya miliki : muda, pintar, punya pengalaman hebat. Walau kenyataannya jauh panggang dari api.

Dan setelah itu, sampai sekarang, saya banyak ketemu Fulan-Fulan yang serupa dalam perjalanan bisnis saya. Kelihatannya berpotensi, pengalaman prestasi terhebat di tempat bekerja sebelumnya ...tapi KO pada awal-awal masa kerja.

Maka tadi saya menonton sebuah video ceramah Jack Ma. Dalam usaha, kita memang tak perlu mengharapkan yang terhebat dan terbaik yang mau bekerja dengan kita.

Yang perlu kita cari adalah yang "TERLAPAR" ... yang selalu dalam pencarian alias sanggup belajar, belajar dan belajar untuk perbaikan diri dan lingkungannya.

"Mempekerjakan orang terbaik (atau merasa terbaik) itu justru seperti menempatkan mesin jet pada traktor butut kita. Dia tak senang, kita tak bahagia. Alih-alih berjalan kencang, traktor kita justru tak bisa kemana-mana",kata Jack Ma.

Para Mesin jet ini, harus bertemu bodi jet. Makanya ketika dia memulai usahanya sendiri, dengan modalnya sendiri : para terbaik (atau merasa terbaik) ini malah jarang sukses.

Bahasa Jermannya : keponthal-ponthal.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG