Skip to main content

Ada Baiknya ini Dihafalkan, Tak Sekedar Dibaca...

Membaca sebuah pertanyaan di twitter, tadi pagi, saya tergerak untuk menulis kembali.  Banyak diantara kita yang masih bingung, atau malah tak tahu ketika datang seorang Financial Planner -atau agen asuransi- dari perusahaan asuransi datang menawarkan jasanya pada kita.  Produk apa yang harus kita ambil.

Biasanya, seorang agen asuransi, dan ini umum terjadi : datang menawarkan kepada klien "program sapujagat", yaitu program Unit Link.  Tak ada yang salah sebenarnya dengan program Unit Link ini, namun kadang agen salah menawarkan dan kliennya tak tahu banyak : sehingga yang terjadi premi yang dibayarkan oleh klien nilainya besar, namun klien tetap "under insured"...alias Uang Pertanggungan atau Dana warisan yang dihasilkan dari asuransi saat klien menerima resiko kematian tak bisa menutup Nilai Ekonomis yang dibutuhkan keluarga yang ditinggalkan.

Apa itu Nilai Ekonomis?  Sederhananya : Nilai ekonomis adalah patokan bagi kita saat menentukan Dana Warisan yang harus ditinggalkan untuk keluarga, bila kita kelak meninggal.  Misalkan saat ini anda berpenghasilan Rp 10 juta per bulan, maka nilai ekonomis anda adalah Rp 120 juta/tahun.  Maka bila -paling mudah- ambil saja suku bunga deposito adalah 5%, maka anda harus mewariskan minimal Rp 6 Milyar, yang Dana warisan itu bila dimasukkan ke bank oleh ahli waris (sebagai simpanan deposito itu) akan menghasilkan Rp 120juta per bulan.
Persoalannya, banyak agen asuransi mau ambil jalan pintas.  Demi komisi besar, yang mereka tawarkan adalah Program Unit Link.  Untuk "mengejar" Uang Pertanggungan (atau Dana Warisan) Rp 6 Milyar -dengan Unit Link-  Premi yang harus dibayarkan oleh Klien pasti akan suangattt besar.  Apalagi Program Unit Link nya "dibebani" dengan rider/benefit tambahan seperti misalnya Asuransi Kesehatan.  Premi yang masuk selain untuk membayar Asuransi Jiwanya (COI = Cost of Insurance), juga akan dibebani biaya investasi dan biaya Rider.   

Banyak sekali klien asuransi, memiliki lebih dari satu polis asuransi unit link, tapi tetap "under insured" : dana warisannya kurang.

Maka, sebaiknya klien tahu, sebelum membeli produk asuransi Unit Link, ada baiknya memiliki produk "Term Life".  Dia asuransi jiwa murni, preminya sangat murah : karena tidak dibebani berbagai macam biaya, namun akan memberikan Uang Pertanggungan yang besar.  Karena tidak ada nilai investasinya, produk ini akan "hangus" bila tidak ada klaim dan harus diperpanjang lagi (tentu dengan membayar premi kembali).

Sehingga, bila anda -terutama- para keluarga, sebelum memiliki Unit Link, ada beberapa langkah yang bisa diikuti :  

Langkah Pertama, Pastikan dulu Nilai Ekonomis anda terproteksi (cara menghitungnya ada di atas)  dengan mengikuti dulu Asuransi Term Life.  Bila usia anda masih muda, preminya akan jauh lebih murah.

Langkah Kedua, Untuk Proteksi yang crucial seperti Asuransi Kesehatan, ambil juga program non Unit Link, ada beberapa produk "whole life insurance" yang memberikan manfaat khusus Kesehatan (tidak ada investasi, dan Uang Pertanggungan juga rendah).  Ini juga akan membuat Premi Asuransi Kesehatannya juga rendah.

Bila Langkah Pertama dan Kedua sudah terpenuhi, barulah kita leluasa memiliki Produk Unit Link.  Tapi, tetap saja harus diingat, supaya nilai investasi kita maksimal jangan bebani Produk Unit Link kita dengan benefit-benefit tambahan (RIDER)  yang tidak perlu.  Karena makin banyak Rider, makin besar premi terpotong untuk biaya yang konsekuensinya nilai investasi mengecil.  

Paling penting dari itu semua, usia kita memutuskan bergabung dalam sebuah program asuransi sangat menentukan.  Bahkan, di Manulife, salah satu produk Syariah nya (Berkah savelink) dapat memberikan manfaat (Unit Link) untuk bayi yang baru berusia 6 bulan -tentu orangtuanya yang membayar- Rp 30 juta (sekali bayar), pada saat bayi tersebut berusia 30 tahun nilai investasinya akan menjadi Rp 1 Milyar.

Sekarang seharusnya anda sudah mulai paham, ajak agen asuransi yang datang ke rumah anda untuk berdebat, supaya anda -sebagai klien- merasakan manfaat bergabung dalam program Asuransi.

Sebaiknya ini tak cuma anda baca, tapi dihafalkan...

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG